Luka lecet merupakan luka yang paling umum dialami oleh siapa saja, tidak terkecuali oleh anak-anak yang aktif berkegiatan. Ketika anak-anak mengalami luka, muncul pertanyaan, “Luka ditutup atau dibiarkan terbuka?” Pertanyaan tersebut akan kami jelaskan agar cara merawat luka lecet/ringan tidak keliru.
Pada tahun 1962 hingga 1963 digelar sebuah penelitian yang fokus terhadap luka. Hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut adalah, luka yang dibiarkan tertutup akan lebih mudah sembuh daripada luka yang tidak ditutup. Itulah muasal dari “kelahiran” penutup luka yang bisa kita jumpai di toko-toko. Hasil penelitian pada tahun tersebut tidak sepenuhnya benar, karena luka harus lembab atau tidak kering dan tidak basah. Jika dibiarkan terbuka, maka bakteri akan bebas masuk ke luka dan mengkontaminasi luka tersebut. Sebenarnya luka bisa sembuh tanpa perlu menunggu/munculnya koreng yang merupakan hasil dari luka yang mengering.
Cara agar luka cepat kering adalah segera membersihkan menggunakan air bersih. Kemudian memberikan antibiotik dan menutup luka tersebut sementara waktu. Pembersih luka wajib efektif dan aman untuk kulit serta jaringan kulit. Kami sarankan supaya tidak menggunakan pembersih luka dengan kandungan alkohol karena pada dasarnya alkohol adalah di sinfektan yang berguna untuk membersihkan perangkat medis dan tidak aman untuk jaringan. Lantas, antiseptik pun dapat membunuh kuman serta bakteri yang aman untuk jaringan.
Biasanya ketika luka diberikan antiseptik akan terasa sakit seperti panas atau perih. Rasa sakti tersebut banyak orang yang mengatakan jika antiseptik sedang bekerja membunuh kuman. Memang benar anggapan tersebut, tetapi tidak semua antiseptik memiliki efek seperti itu. Beberapa cairan ataupun obat pembersih luka memiliki bahan aktif yang secara alami akan mengiritasi kulit. Nah, salah satunya adalah obat merah yang mengandung iodine, yang membuat kulit terasa perih.
Karena memicu perih, perlahan-lahan muncul banyak produk pembersih luka dengan mengurangi atau membuat iodine agar tidak menyebabkan kulit. Berbeda dengan cairan yang ada kandungan PJMB (Polyhexanide) yang tidak menimbulkan rasa sakit karena sifatnya tidak mengiritasi.